![]() |
| Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. (Foto: Dok. Kementerian Pertanian) |
Biro Pers -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan cadangan beras pemerintah (CBP) berada dalam kondisi sangat aman. Saat ini, total stok beras pemerintah tercatat mencapai 3,9 juta ton.
"Cadangan beras pemerintah masih 3,9 juta ton, masih
cukup besar. Sangat aman. Kalau nanti kita SPHP-nya 1 juta, perkiraan akhir
tahun itu minimal 2,5–2,7 juta ton. Dan itu masih cukup tinggi," ujar
Amran, dikutip dari kanal Sekretariat Presiden, Senin, 25 Agustus.
Amran menjelaskan, pemerintah terus menggencarkan penyaluran
beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) guna menjaga kestabilan harga
di pasaran. Hingga akhir 2025, pemerintah menyiapkan sebanyak 1,3 juta ton
beras SPHP.
"Kita akan melakukan operasi pasar besar-besaran sampai
Desember (2025). Beras SPHP yang kita siapkan sebanyak 1,3 juta ton,"
katanya.
Menurut Amran, target penyaluran SPHP ditingkatkan secara
bertahap hingga mencapai 10.000 ton per hari. Dengan langkah tersebut,
pemerintah optimistis harga beras akan terus mengalami penurunan.
"Kita target insyaallah ke depan harga beras
berangsur-angsur turun. Kita sudah mencapai 6.000 ton per hari, target
berikutnya 7.000, dan akan mencapai 10.000 ton per hari," ungkapnya.
Sebelumnya, Mentan Amran mengungkapkan rasa syukur atas
capaian Indonesia yang mampu menghentikan impor beras di tengah krisis pangan
global. Sementara sejumlah negara maju, seperti Jepang, justru mengalami
lonjakan harga beras hingga 90,7 persen pada Juli 2025, tertinggi sejak 1971.
Di Indonesia, berhasil menjaga ketahanan pangan dengan mengandalkan produksi
dalam negeri.
"Alhamdulillah, kita patut bersyukur stok beras dalam
negeri sangat cukup, sehingga tahun ini kita tidak impor beras. Hingga Agustus
ini stok beras aman dan produksi on the track terus meningkat," ungkapnya.
"Di Jepang, harga beras melonjak 90,7 persen pada Juli
2025, tertinggi sejak 1971, hingga rakyatnya antre untuk mendapatkan beras
murah. Sementara itu, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dari produksi sendiri.
Ini capaian luar biasa," sambung Amran.
Berdasarkan data FAO, USDA, dan Badan Pusat Statistik (BPS),
produksi beras nasional meningkat signifikan dari 30,62 juta ton pada 2024
menjadi 33,8–35,6 juta ton pada 2025. Sementara itu, cadangan beras pemerintah
mencapai rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir, yaitu 4,2 juta ton, jauh
melampaui stok tahun lalu yang hanya sekitar 1 juta ton.
Amran menambahkan, panen kedua pada September 2025
diperkirakan akan semakin memperkuat pasokan beras nasional.
"Dulu kita defisit stok dan terpaksa impor 7 juta ton
pada 2023 dan 3–4 juta ton pada 2024. Kini, stok kita tertinggi dalam sejarah
dan dunia mengakui ketahanan pangan Indonesia. FAO dan Departemen Pertanian
Amerika memuji capaian ini," paparnya. sumber voi


